Showing posts with label PESANTREN. Show all posts
Showing posts with label PESANTREN. Show all posts

Sunday, 11 February 2018

Pesantren, cerita Wayang dan Barongsai di Pesanteren

Pertunjukan wayang kontemporer oleh sejumlah seniman terkemuka Indonesia, seperti Heri Dono, Nasirun, dan Samuel Indratma bakal mewarnai Pekan Budaya Cigaru (PBC) 2017 yang digelar Pondok Pesantren Miftahul Huda, Cigaru, Majenang, Cilacap pada 17-21 Desember 2017.

BILIK SANTRI


Kompleks pesantren sebagai arena festival akan dirias dan disulap lebih indah dengan instalasi lampion dan wayang terbang. Warna-warni cahaya lampion merupakan simbol harapan rahmat dan berkah untuk seluruh umat manusia yang beragam budaya dan ras.

Pekan Budaya Cigaru bakal dibuka dengan karnaval sedina dadi wayang atau sehari menjadi wayang. Tema wayang dipilih lantaran merupakan bentuk kesenian paling populer dan atraktif di mata masyarakat desa. Pun, wayang mengandung unsur transformasi moral dan spiritual.
Peserta karnaval yang terdiri dari para santri, warga desa, komunitas minat-bakat dan antar iman bakal mengenakan kostum wayang, adat dan pakaian eksprimental sebagai manifestasi rasa syukur sekaligus bentuk kreativitas.

"Agar dapat lebih menarik, wayang ditampilkan sesuai selera visual dan pertunjukan masa kini yang lebih bebas dan luwes dalam berkespresi namun dengan tetap menjaga semangat intinya," kata inisiator PBC, Faisal Kamandobat, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 12 Desember 2017.

Selain wayang kontemporer, dalam PBC masyarakat juga bisa menyaksikan beragam pertunjukan seni kreatif dan workshop oleh atraksi Barongsai oleh komunitas Tionghoa Purwokerto. Ada pula pertunjukan biola solo oleh Sagaf Faozata Adzkia dan Arum Rindu Sekar Kasih

Selain itu, musikalisasi puisi oleh Alfiyan Harfi, Kedung Dharma Romansha, Badruddin Emce dan para penyair muda lainnya.

Selama berlangsungnya PBC, peserta juga dapat belajar satu sama lain, berkonsultasi dengan para ahli dan pemerintah setempat terkait persolan-persoalan yang dihadapi, sekaligus menjalin kerja sama antarkomunitas dan lembaga yang ikut serta di dalamnya.

Dengan cara itu, arus informasi, komunikasi, dan pengetahuan antarpihak dapat mengalir lebih lancar, dinamis dan menyenangkan sehingga lebih berdaya dalam melakukan proses transformasi sosial.

Kritik Pesantren Lewat Pertunjukan

Faisal menjelaskan, dalam desain pembangunan nasional, perdesaan ditempatkan sebagai pinggiran dalam hampir semua hal, politik, ekonomi, sosial dan kultural. Konsekuensinya, kawasan perkotaan menjadi pusat-pusat kemajuan (growth pole) yang terus meluas.

Sementara, wilayah perdesaan semakin berkurang dan terus mengalami pelenyapan secara sistematis, terutama dalam bidang ekonomi dan budaya. Dampak terjauhnya adalah terjadi ketidakselarasan antara orientasi budaya dan basis ekonomi masyarakat.

"Ekonomi masyarakat desa berbasis pada pertanian dan perdagangan mikro, kulturnya mengacu pada budaya di perkotaan yang berbasis pada ekonomi skala besar,"dia menerangkan.

Menurut dia, pesantren sebagai pusat keagamaan, pendidikan dan budaya masyarakat mesti mengambil sikap demi mengembangkan tatanan sosial. Dengan tatatan yang lebih seimbang, perdesaan dapat mencapai kemajuan tanpa kehilangan kearifannya.

"Dengan itu pula, perdesaan dapat lebih mandiri dan otentik sehingga mampu menjadi supporting partner bukan rival dan korban dari wilayah perkotaan," Faisal menerangkan.
Selama PBC beragam pelatihan kreatif juga bakal digelar. Meliputi pelatihan membatik oleh seniman batik dan serat Abdul Syukur, lokakarya pengobatan herbal, kemudian bimbingan menulis kreatif oleh sastrawan Raudal Tanjung Banua dan Eko Triono.

Pelatihan Membatik Hingga Menulis Kreatif

Kemudian, pelatihan menggambar oleh perupa Bambang Heras serta pelatihan tentang etika, aturan hukum dan keamanan dalam menggunakan internet oleh George Bratadijaja dari GEN Indonesia.

Digelar pula bazar makanan tradisional dan bursa buku serta pameran seni rupa yang menampilkan karya para pelukis terkemuka dari Cilacap dan Jogjakarta seperti Samuel Indratma, Bob Sick Yudhita, Daryono Yunani, Ismanto Wahyudi, Yaksa Agus, Fatoni Makturodi, Titus Garu, Taufik Hidayat dan beberapa seniman lainnya.

Setiap pertunjukan akan diserahkan Anugerah Punokawan Award untuk para santri yang memenangkan lomba menulis puisi, prosa, esei dan melukis. Para pemenang akan menerima medali Golden Semar, Silver Gareng, Bronze Petruk serta Metal Bagong.

Peserta pelatihan terdiri dari warga desa, para santri dari beberapa pondok pesantren, perwakilan sekolah dan antar iman, serta para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Karesidenan Banyumas.


Selain untuk mengembangkan perdesaan, PBC diselengggarakan sebagai bagian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul para pendiri Pondok Pesantren Cigaru, KH Tsufyan Tsauri.

Tuesday, 6 February 2018

Pengertian Kitab Kuning, Memaknai Kitab Kuning Secara Lengkap

Kitab Kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning yang pada asal muasalnya dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di Indonesia ditulis ulang dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan daerah setempat. Misalnya : versi Jawa; ditulis dengan huruf Arab tetapi dengan bahasa Jawa. Versi Sunda, versi Melayu dll.

Karena warna kertasnya berwarna kuning, akhirnya untuk memudahkan penyebutan kitab tersebut, maka dikatakan “Kitab Kuning”, yaitu hakikat sebenarnya suatu kitab atau buku yang kertasnya berwarna kuning. Buku atau kitab ini umumnya diajarkan di Pondok-pondok Pesantren Tradisional.
Buku Putih, disebut buku putih karena kertas buku yang berwarna putih, dan ditulis pada umumnya menggunakan huruf Latin. Bisa jadi hasil dari terjemahan kitab kuning tadi. Bisa juga berupa buku yang ditulis bersumber dari berbagai referensi (maraji’) dengan berbahasa Indonesia sehingga menjadi lebih mudah dimengerti dan dipahami bagi kalangan pembaca yang tidak mengerti bahasa Arab atau tidak bisa membaca tulisan yang menggunakan huruf Arab, baik versi Arab asli atau Arab Melayu dan lain-lain.

Namun perlu diperhatikan ! walaupun merupakan terjemahan, akan tetapi sesuai dengan maksud teks buku aslinya. Sumber pengambilan (referensi/maraji’) jelas, dan dapat dilacak sesuai teks buku aslinya bagi yang mengerti bahasa Arab. Buku ini juga memuat huruf Arab, terutama ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits, hanya saja dengan terjemahan huruf Latin.

Ummat Islam Indonesia menggunakan kata yang berbeda untuk menyebut buku-buku yang ditulis dengan huruf Latin dan huruf Arab. Untuk buku-buku yang berhuruf Latin, mereka menyebutnya “Buku”, sedangkan yang behuruf Arab, mereka menyebutnya “Kitab”.

Format Kitab Kuning yang paling umum dipakai lebih sedikit kecil dari kertas kuarto (ukuran 26 cm) dan tidak dijilid, tetapi ada juga yang dijilid. Lembaran-lembaran (koras-koras) yang tak terjilid tadi dibungkus kulit sampul, sehingga para santri dapat membawa hanya satu halaman yang kebetulan sedang dipelajari saja. Umumnya huruf arab ditulis atau dicetak tanpa mengunakan harakat (tanda baca), atau dikenal dengan istilah “Arab Gundul” atau “Pegon”.

Sebenarnya tidak berbeda seandainya kitab tadi dicetak dengan memakai kertas berwarna putih, hanya saja sebagian penerbit sengaja mencetak kitab-kitab tersebut di atas kertas berwarna kuning, karena tampaknya kitab berwarna kuning ini juga menjadi kelihatan lebih klasik di pikiran para pemakainya atau pembacanya. Bahkan harga kitab kuning cetakan versi Beirut misalnya, relatif agak mahal harganya daripada cetakan versi Indonesia. Walaupun isi tidak ada perbedaan sama sekali.
Dibawah ini, contoh sebagian Judul-judul kitab kuning atau dianggap Kitab Kuning yang beredar di Indonesia:

Bidang Fiqh:
Fathul Mu’in, Ianah Thalibin, Taqrib, Fath Al Qarib al Mujib, Kifayatul Akhyar, Bajuri, Iqna’, Minhaj At Thalibin, Minhaj at Thullab, Fathul Wahab, Mahalli, Minhajul Qawwim, Safinah, Kasyifat Al Saja, Sullam al Taufiq, Tahrir, Riyadh al Badiyah, Sullam Munajat, Uqud al Lujain, Sittin/Syarah Sittin, Muhazzab, Bughyat al Mutarasyidin, Mabadi Fiqhiyah, Fiqh Wadih, Sabilal Muhtadin.

Bidang Ushul Fiqh :
Waraqat/Syarah al Waraqat, Lathaif al Isyarat, Jam’ul Jawami’, Luma’, Al Asybah wa al Nadhir, Bayan, Bidayah al Mujtahid,

Bidang Aqidah :
Ummul Barahin, Sanusi, Dasuqi, Syarqawi, Kifayatul Awam, Tijanud Daruri, Aqidatul Awam, Nuruzh Zhulam, Jauharut Tauhid, Tuhfatul Murid, Fathul Majid, Jawahirul Kalamiyah, Husnul Hamidiyah, Aqidatul Islamiyah.

Bidang Tata Bahasa Arab, Tajwid dan Logika :
1. Ilmu Sharf : Kailani/Syarah Kailani, Maqshud/Syarah Maqshud, Amtsilatut Tashrifiyyah, Bina’.
2. Ilmu Nahwu : Jurumiyah/Syarah Jurumiyah, Imrithi/Syarah Imrithi, Mutammimah, Asmawi, Alfiyah, Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyah, Qatrun Nada, Awamil, Qawaidul ‘Irab, Nahwu Wadhih, Qawaidul Lughat.
3. Balagah : Jauharul Maknum, Hidayatus Shiban.
4. Mantiq : Sullamul Munauraq, Idhahul Mubham.

Bidang Tafsir Al Qur’an :
Tafsir Jalalain, Tafsirul Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, Jamiul Bayan (Tafsir Thabari), Tafsir Maraghi, Tafsirul Manar.
Ilmu Tafsir : Itqan, Itmamud Dirayah

Bidang Hadits :
Bulugul Maram, Subulus salam, Riyadhus Shalihin, Shahih Bukhari, Tajridush Sharih, Jawahir Bukhari, Shahih Muslim/Syarah shahih Muslim, Arbain Nawawi, Majalisus Saniyah, Durratun Nasihin, Tanqihul Qaul, Mukhtarul Ahadits, Ushfuriyah, Baiquniyah, Minhatul Mugits.

Bidang Akhlaq dan Tasawwuf :
Ta’limul Muta’alim, Wasaya, Akhlaq lil Banat, Akhlaq lil Banin, Irsyadul Ibad, Ihya Ulumuddin, Sairus Salikin, Bidayatul Hidayah, Maraqil Ubudiyah, Hidayatus Salikin, Minhajul Abidin, Sirajut Thalibin, Al Hikam, Hidayatul Adzkiya, Kifayatul Atqiya, Risalatul Muawanah, Nashaihud Diniyah, al Azkar.

Sirah Nabawiyah :
Khulashah Nurul Yaqin, Barzanji, Dardir.

SEKILAS TENTANG KITAB KUNING
Kitab kuning adalah istilah yang disematkan pada kitab-kitab berbahasa Arab, yang biasa digunakan di banyak pesantren sebagai bahan pelajaran. Dinamakan kitab kuning karena kertasnya berwarna kuning.

Sebenarnya warna kuning itu hanya kebetulan saja, lantaran dahulu barangkali belum ada jenis kertas seperti zaman sekarang yang putih warnanya. Mungkin di masa lalu yang tersedia memang itu saja. Juga dicetak dengan alat cetak sederhana, dengan tata letak lay-out yang monoton, kaku dan cenderung kurang nyaman dibaca. Bahkan kitab-kitab itu seringkali tidak dijilid, melainkan hanya dilipat saja dan diberi cover dengan kertas yang lebih tebal.
Namun untuk masanya, kitab kuning itu sudah sangat bagus, ketimbang tulisan tangan dari naskah aslinya.

Sampai hari ini sebenarnya kitab kuning masih ada dijual di toko-toko kitab tertentu. Sebab pangsa pasarnya pun masih ada, meski sudah jauh berkurang dengan masa lalu. Yang menarik, harganya pun sangat bersaing. Bayangkan, kitab-kitab itu hanya dijual dengan harga Rp 5.000-an saja hingga Rp 10.000, tergantung ketebalannya. Padahal isinya tidak kurang ilmiyah dan bagus dari buku-buku mahal yang berharga jutaan. Kalau dibandingkan dengan cetakan modern, uang segitu hanya bisa buat beli buku saku tipis sekali.

Adapun dari sisi materi yang termuat di dalam kitab kuning itu, sebenarnya sangat beragam. Mulai dari masalah aqidah, tata bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadits, imu ushul fiqih, ilmu fiqih, ilmu sastra bahkan sampai cerita dan hikayat yang tercampur dengan dongeng. Keragaman materi kitab kuning sesungguhnya sama dengan keragaman buku-buku terbitan modern sekarang ini.

Secara umum, keberadaan kitab-kitab ini sesungguhnya merupakan hasil karya ilmiyah para ulama di masa lalu. Salah satunya adalah kitab fiqih, yang merupakan hasil kodifikasi dan istimbath hukum yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Para santri dan pelajar yang ingin mendalami ilmu fiqih, tentu perlu merujuk kepada literatur yang mengupas ilmu fiqih. Dan kitab kuning itu, sebagiannya, berbicara tentang ilmu fiqih.

Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu yang sangat vital untuk mengambil kesimpulan hukum dari dua sumber asli ajaran Islam. Boleh dibilang bahwa tanpa ilmu fiqih, maka manfaat Al-Quran dan As-Sunnah menjadi hilang. Sebab manusia bisa dengan seenaknya membuat hukum dan agama sendiri, lalu mengklaim suatu ayat atau hadits sebagai landasannya.

Padahal terhadap Al-Quran dan Al-Hadits itu, kita tidak boleh asal kutip seenaknya. Harus ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan pedoman. Kalau semua orang bisa seenaknya mengutip ayat Quran dan hadits, lalu kesimpulan hukumnya bisa ditarik kesana kemari seperti karet yang melar, maka bubarlah agama ini. Paham sesat seperti liberalisme, sekulerisme, kapitalisme, komunisme, bahkan atheisme sekalipun, bisa dengan seenak dengkulnya mengutip ayat dan hadits.
Maka ilmu fiqih adalah benteng yang melindungi kedua sumber ajaran Islam itu dari pemalsuan dan penyelewengan makna dan kesimpulan hukum yang dilakukan oleh orang-orang jahat. Untuk itu setiap muslim wajib hukumnya belajar ilmu fiqih, agar tidak jatuh ke jurang yang menganga dan gelap serta menyesatkan.

Salah satu media untuk mempelajari ilmu fiqih adalah dengan kitab kuning. Sehingga tidak benar kalau dikatakan bahwa kitab kuning itu menyaingi kedudukan Al-Quran. Tuduhan serendah itu hanya datang dari mereka yang kurang memahami duduk masalahnya.
Namun bukan sebuah jaminan bahwa semua kitab kuning itu berisi ilmu-ilmu syariah yang benar. Terkadang dalam satu dua kasus, kita menemukan juga buku-buku yang kurang baik yang ditulis dengan format kitab kuning.

Misalnya buku tentang mujarrobat, atau buku tentang ramalan, atau tentang doa-doa amalan yang tidak bersumber dari sunnah yang shahih, atau cerita-cerita bohong yang bersumber dari kisah-kisah bani Israil , juga ditulis dalam format kitab kuning.


Jenis kitab kuning yang seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai bagian dari ilmu-ilmu keIslaman yang benar. Dan kita harus cerdas membedakan materi yang tertuang di dalam media yang sekilas mungkin sama-sama sebagai kitab kuning. Dan pada hakikatnya, kitab kuning itu hanyalah sebuah jenis pencetakan buku, bukan sebuah kepastian berisi ilmu-ilmu agama yang shahih. Sehingga kita tidak bisa menggeneralisir penilaian kita tentang kitab kuning itu, kecuail setelah kita bedah isi kandungan materi yang tertulis di dalamnya.

Wednesday, 8 November 2017

KISAH CINTA DAN GALAU SANTRI

KISAH CINTA

Biasanya anak-anak pondok punya cara sendiri dalam mengungkapkan rasa cintanya kepada lawan jenis, di Pesantren Modrn yang sekarang biasanya santri tidak hanya terdiri dari putranya saja, sekarang sudah banyak Pesantren yang menampung santri putra dan putri yang walaupun dipisah sedemikian rupa tetap saja rasa suka adalah hal yang wajar yang tidak bisa dihindari.

Anak pondok mempunyai kisah cinta yang berbeda dari biasanya, biasanya anak pondok menjalin hubungan yang terlarang dengan mengirim surat cinta dan memberikan benda-benda yang pastinya mereka sudah punya orang untuk menyampaikan pesannya.
Walaupun ini adalah hal yang dilarang tapi ini menjadi tantangan bag para santri (jangan ditiru loh), biasanya sih awalnya dari mata, saat ada acara-acara yang mengharuskan santri putra dan putri menghadirinya disitu awal mulanya, untuk selanjutnya biasanya santri putra yang mencari-cari cela untuk bisa berbincang dengan santi putri yang diidamkan.
Mulai dari membicarakan tugas angkatan, membicarakan suatu kegiatan dan masih banyak lainnya cara modus yang bisa dilakukan, kalau kamu anak pondok pasti kamu tahulah cara-cara yang memang dirahasiakan yang kebanyakan orang umum tidak mengetahuinya.
GALAU
Galau adalah satu sifat yang juga dimiliki oleh anak pondok. Anak pondok merasakan galau yang lebih dari galau biasanya, mulai dari kangen rumah, orang tua, lelah dalam mengikuti kegiatan yang terjadwan dan masih banyak lagik kegalauan yang dirasakan anak pondok.
Dengan merasakan rasa galau anak pondok tahu apa yang mereka lakukan untuk menghilangkannya, misalkan dengan menghubur diri jalan-jalan ke luar pondok dan melakukan kegiatan yang menyenangkan, curhat kepada sahabat dan saling mengibur.
Meski begitu anak pondok akan melakukan kegiatan yang menghibur dirinya tapi tidak melanggar atau keluar dari norma-norma islam, anak pondok akan berfikir dua kali untuk melakukan kegiatan yang akan membuat mereka kecanduan yang nantinya akan merusak kepribadian mereka di pondok.
Mungkin hanya ini yang dapat saya tuliskan, sebenarnya masih banyak sekali fakta anak pondok yang belum kamu ketahui untuk lebih lanjutnya kamu bisa bertanya kepada temanmu yang mondok di Pesantren Modrn dan berbagi cerita, tapi jika kamu penasaran akan kebenaran ini kamu langsung saja mondok, mondok itu bukan orang tua kamu tidak sayang kamu justru orang tua yang memondokan anaknya mereka sangat sayang kepadamu.

KARAKTER SANTRI

Fakta anak pondok selanjutnya adalah bisa menhadapi banyak karakter. Karakter atau sifat seseorang pasti berbeda-beda yang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan maupun keluarga, dan biasanya saat kamu bertemu dengan teman baru, kamu merasa bahwa sifat yang dimiliki oleh orang yang kamu kenal sangat buruk dan kamu tidak nyaman atas kehadirannya. Masalahnya bukan pada sifat dan orang yang kamu baru kenal tapi karena kamu belum memahammi dan mengetahui sifat temanmu.



Karakter biasanya menjadi permasalahan bagi sebagian orang, ada yang kalau bicara keras, ada yang mudah sakit hati, bahkan ada pula yang pendiam dan susah sekali di ajak berinteraksi. Hal ini akan menimbulkan ketidak harmonisan dalam berteman, kalau pun kamu bisa memahami sifat dan karekternya kamu butuh waktu yang lama untuk bisa mengerti dan memahami sifat dan karakter teman barumu ini.
Bagi anak pondok/santri dalam memahami karakter seseorang sangat cepat karena pada saat mondok disana ada berbagai karakter orang dan dari berbagai daerah yang meyembabkan mereka bisa mengetahui bahwa orang sunda memiliki karaker yang lembut dan halus, kalo berhadapan dengan orang medan harus seerti apa.
Banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapati jika kamu bisa memahami dan memahami berbagai karakter dari berbagai daerah untuk mempererat silatuhrami mempunyai kerabat lebih banyak diluar sana.

FAKTA SANTRI

Fakta anak pondok yang unik dan kamu tidak akan menyangka bahwa anak pondok yang biasanya hanya belajar agama sebenarnya mempunyai fakta yang mungkin, kamu tidak akan mengetahuinya, untuk itu jangan pernah kalian memandang sebelah mata tentang anak pondok, sebab ada beberapa fakta yang tidak kamu ketahui tentang anak pondok.


Menjadi anak pondok atau santri adalah suatu hal yang menyenangkan dan mengasikan, pasalnya bahwa anak pondok memiliki kemampuan lebih yang kamu tidak miliki. Kali ini kita akan membahas fakta-fakta tentang anak pondok atau santri yang tidak kamu ketahui.


Berwawasan luas adalah salah satu fakta anak pondok, karena anak pondok itu tidak hanya belajar tentang agama dan ilmu akhirat saja, sekarang sudah banyak Pondok Pesantren Modern di Indonesia yang mempelajari pengetahuan agama dan umum. Dikarenakan waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) yang cukup padad mengakibatkan santri harus menginap di pondok/asrama.
Selain berwawasan luas tentang pengetahuan agama dan umum, anak pondok juga mempunyai pemikiran yang luas, yang membuat pemikiran luas adalah berbgai cerita dengan SANTRI lainnya yang berasal dari daerah dan bahasa yang berbeda-beda.
Pondok Pesantren Modern juga membuat santri mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kalau kamu mempunyai teman seorang santri hampir segala sesuatu yang diobrolkan pasti nyambung, baik itu tentang teknologi yang terbaru sampai tentang berita yang terjadi dibelahan dunia yang mungkin kamu sendiri belum mengetahuinya.
Banyak sekali wawasan yang dapat kamu dapati ketika kamu menjadi santri, mulai dari cara mengindari hukuman dengan alasan yang keren, menyembuyikan barang yang dilarang untuk dibawa ke pondok, mencari-cari cela untuk bisa bersenang-senang dan masih banyak pengetahuan yang akan kamu dapati ketika kamu menjadi anak pondok/santi.